Brigadir Jenderal H. Hasan Basry: Panglima Rakyat dan Pelopor Kemerdekaan Kalimantan Selatan

0
301

 

Brigadir Jenderal H. Hasan Basry: Panglima Rakyat dan Pelopor Kemerdekaan Kalimantan Selatan

 

Brigadir Jenderal H. Hasan Basry adalah salah satu tokoh sentral dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, khususnya di wilayah Kalimantan Selatan. Dikenal sebagai seorang ulama, pemimpin militer, dan pejuang gigih, Hasan Basry memainkan peran krusial dalam mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia di Kalimantan pasca-Proklamasi. Julukan “Pahlawan Ampera” yang melekat padanya menggambarkan semangat perjuangannya yang membara.

 

Latar Belakang dan Kehidupan Awal

 

Hasan Basry dilahirkan pada tanggal 17 Juni 1923 di Kandangan, Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan. Ia berasal dari keluarga Muslim yang taat dan memiliki latar belakang pendidikan agama yang kuat. Sejak kecil, Hasan Basry sudah menunjukkan minat yang besar pada ilmu agama. Ia menempuh pendidikan di berbagai pesantren dan madrasah, termasuk Madrasah Tsanawiyah di Kuala Kapuas dan Madrasah Aliyah Normal Islam di Martapura.

Pendidikan agamanya yang mendalam membekalinya dengan pemahaman Islam yang kuat dan jiwa kepemimpinan. Selain itu, ia juga aktif dalam berbagai organisasi kepemudaan Islam, seperti Persatuan Pemuda Islam Indonesia (Perpind), yang menjadi wadah awal pembentukan kesadaran nasionalismenya.

 

Masa Pendudukan Jepang dan Awal Pergerakan

 

Pada masa pendudukan Jepang (1942-1945), Hasan Basry memanfaatkan kesempatan untuk mendapatkan pelatihan militer. Meskipun tidak secara langsung bergabung dengan PETA (Pembela Tanah Air), ia aktif dalam berbagai gerakan bawah tanah dan mengikuti latihan militer secara mandiri untuk mempersiapkan diri menghadapi penjajah. Semangat anti-kolonialisme sudah tertanam kuat dalam dirinya.

 

Proklamasi Kemerdekaan dan Pembentukan Laskar Perjuangan

 

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, situasi di Kalimantan, termasuk Kalimantan Selatan, menjadi sangat genting. Belanda (NICA) berusaha kembali menguasai wilayah tersebut. Hasan Basry, yang berada di Banjarmasin saat proklamasi dibacakan, langsung merespons dengan membentuk laskar-laskar perjuangan.

Ia pulang ke kampung halamannya di Kandangan dan dengan cepat menghimpun para pemuda, santri, dan masyarakat umum untuk membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR) di Hulu Sungai Selatan. Kemudian, ia mempelopori pembentukan Barisan Berani Mati dan berbagai laskar pejuang lainnya.

 

Perjuangan Melawan Penjajah di Kalimantan Selatan (1945-1949)

 

Peran Hasan Basry dalam revolusi fisik di Kalimantan Selatan sangat menonjol. Ia dikenal sebagai Panglima Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI) Kalimantan.

  1. Proklamasi Pemerintah Provinsi Kalimantan (PRV):

    Salah satu langkah paling berani yang dilakukan Hasan Basry adalah memproklamasikan berdirinya Pemerintah Republik Indonesia di Kalimantan (PRV) pada tanggal 17 Mei 1949 di Kandangan. Proklamasi ini bertujuan untuk menunjukkan kepada Belanda dan dunia internasional bahwa kedaulatan Republik Indonesia juga diakui dan ditegakkan di Kalimantan, meskipun Jawa saat itu dalam kondisi tertekan oleh Agresi Militer Belanda. Proklamasi ini menjadi simbol perlawanan gigih rakyat Kalimantan yang tidak mau tunduk pada penjajah.

  2. Memimpin Perang Gerilya:

    Hasan Basry memimpin perang gerilya yang sengit melawan Belanda dan pasukannya. Dengan menggunakan taktik gerilya, ia memanfaatkan medan hutan belantara dan rawa-rawa di Kalimantan Selatan untuk menyergap pasukan Belanda, memutuskan jalur logistik mereka, dan mengganggu stabilitas pendudukan. Ia dengan cerdik mengatur strategi, membagi pasukannya menjadi unit-unit kecil yang bergerak lincah, dan mengandalkan dukungan penuh dari rakyat.

    Ia dikenal sebagai pemimpin yang dekat dengan rakyat, berani, dan tak kenal menyerah. Kehadirannya di tengah-tengah pasukan memberikan semangat juang yang tinggi. Belanda kesulitan menghadapi strategi gerilya yang diterapkan Hasan Basry, yang membuat mereka kewalahan dan menderita kerugian besar.

  3. Mendirikan Batalyon ALRI Divisi IV (Pertahanan Kalimantan):

    Hasan Basry juga berperan dalam pembentukan dan pengorganisasian kekuatan militer formal di Kalimantan. Ia mendirikan Batalyon ALRI (Angkatan Laut Republik Indonesia) Divisi IV (Pertahanan Kalimantan), yang kemudian menjadi embrio bagi pengembangan kekuatan militer di Kalimantan.

 

Peran Pasca-Kemerdekaan dan Pengabdian

 

Setelah pengakuan kedaulatan Indonesia pada akhir 1949, Hasan Basry melanjutkan pengabdiannya kepada negara:

  • Pendidikan dan Agama: Ia kembali aktif dalam bidang pendidikan dan keagamaan. Hasan Basry menjadi tokoh penting dalam pengembangan pendidikan Islam di Kalimantan Selatan, mendirikan sekolah-sekolah dan menyebarkan dakwah.
  • Politik: Ia pernah menjabat sebagai Gubernur Kalimantan Selatan (1963-1968). Dalam kapasitas ini, ia berupaya membangun kembali daerah yang porak-poranda akibat perang dan fokus pada pembangunan infrastruktur serta kesejahteraan rakyat.
  • Ketua MUI Kalimantan Selatan: Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Kalimantan Selatan, menunjukkan perannya yang berkelanjutan dalam kehidupan keagamaan masyarakat.

 

Akhir Hayat dan Penghargaan

 

Brigadir Jenderal H. Hasan Basry meninggal dunia pada tanggal 15 Juli 1984 di Jakarta. Jenazahnya dimakamkan dengan upacara militer di Taman Makam Pahlawan Nasional Kalibata, Jakarta, sebagai bentuk penghormatan atas jasa-jasanya yang besar kepada negara.

Atas jasa-jasa dan perjuangannya yang luar biasa dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia, terutama di Kalimantan Selatan, H. Hasan Basry secara resmi dianugerahi gelar Pahlawan Nasional Indonesia pada tanggal 23 Oktober 2001 oleh Presiden Megawati Soekarnoputri.

Hasan Basry adalah teladan seorang ulama pejuang yang mampu memadukan kekuatan spiritual dengan kecerdasan militer. Keberaniannya dalam memproklamasikan PRV di tengah ancaman Belanda dan kepemimpinannya dalam perang gerilya menjadikannya simbol tak tergantikan dari perlawanan rakyat Kalimantan Selatan terhadap penjajah.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here